wartasukabumionline.com || Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi, Nandar, turun langsung untuk menyalurkan bantuan kepada pengungsi yang terdampak bencana di Kecamatan Pabuaran, khususnya di Kampung Ciasih, Desa Ciwalat, pada Jumat (6/12/2024).
Bantuan tersebut disalurkan di posko tanggap bencana yang didirikan untuk mendukung warga yang sedang mengalami kesulitan.
Terkait dengan bencana alam yang melanda Kabupaten Sukabumi, Nandar mengingatkan pentingnya kesadaran akan isu lingkungan. Ia menegaskan bahwa langkah-langkah pelestarian lingkungan sangat krusial untuk mencegah terulangnya bencana serupa di masa mendatang.
“Reboisasi harus kembali digalakkan dan diintensifkan,” ujarnya.
Politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga mengimbau warga untuk tetap bersabar dan menata kembali kehidupan mereka dengan semangat yang lebih produktif dan konstruktif. Ia mengingatkan bahwa setiap bencana tidak terlepas dari dampak tindakan manusia yang mengubah keseimbangan alam.
Nandar berharap kejadian ini bisa menjadi momentum bagi semua pihak untuk lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan demi mengurangi risiko bencana di masa depan.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Sukabumi telah resmi memperpanjang status tanggap darurat bencana hingga 17 Desember 2024.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Ade Suryaman setelah menggelar rapat koordinasi bersama pejabat terkait di Pendopo Sukabumi pada Selasa (10/12/2024).
“Hari ini kita merapatkan mengenai perpanjangan status tanggap darurat. Pak Dandim hadir secara online, bersama BNPB, Basarnas, BPBD Provinsi, dan perangkat daerah Kabupaten Sukabumi,” ujar Ade.
Ia menjelaskan bahwa beberapa poin penting yang dibahas dalam rapat tersebut termasuk perpanjangan status tanggap darurat.
“Jadi kami memutuskan berdasarkan hasil rakor bahwa status tanggap darurat akan diperpanjang mulai 11 hingga 17 Desember 2024,” jelasnya.
Ade menambahkan bahwa perpanjangan status tanggap darurat ini dilakukan mengingat curah hujan di sebagian wilayah Kabupaten Sukabumi masih cukup tinggi.
“Berdasarkan hasil rapat, ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian: pertama, curah hujan masih tinggi, dan kedua, dua orang masih hilang, sementara sepuluh orang lainnya sudah meninggal,” katanya.
Ia juga menyoroti bahwa data pengungsi korban terdampak bencana masih terus bertambah, dan semua ini memerlukan perhatian Pemkab.
“Jumlah pengungsi saat ini mencapai 913 kepala keluarga atau 2.988 jiwa, dan ini masih sangat membutuhkan perhatian kita,” pungkasnya.
Komentar